Selasa, 25 November 2008

Sapi

Lucu juga waktu aku tau ternyata kita bisa mengetahui perbedaan berbagai macam paham-paham pemikiran... dari Sapi!



Sosialisme : kamu punya dua ekor sapi. Negara akan mengambil seekor, dan memeberikan kepada yang lain satu ekor lagi.

Komunisme : kamu mempunyai dua ekor sapi. Negara akan mengambil keduanya, dan memberikan kamu susu.

Fasis : Kamu mempunyai dua ekor sapi. Negara akan mengambil keduanya, dan menjual susu kepadamu

Nazi : Kamu mempunyai dua ekor sapi. Negara akan mengambil keduanya, dan menembakmu ditempat.

Kapitalisme: Kamu memiliki dua ekor sapi. Kamu menjual satu, dan membeli banteng.

.
.

[+/-] Selengkapnya...

Wawancara Pekerjaan

Waktu membaca tulisannya, ga tau apa yang dipikirkan penulisnya. Apakah bagi dia ekonom adalah orang yang mampu membuat segala sesuatu terlihat seolah-olah adalah "benar"?

kurang lebih begini ceritanya:

Suatu ketika, ada tiga orang sedang menunggu untuk diwawancara suatu pekerjaan. Orang pertama, yang merupakan ahli matematika, dipanggil.

Si pewawancara bertanya "2 + 2 sama dengan berapa?" Si ahli matematika dengan yakin menjawab " 4 !!" "Anda yakin?" balas si pewawancara. Dengan sedikit bingung, si ahli matematika mengangguk pelan " ya, saya yakin."

Si pewawancara memanggil orang kedua, yang merupakan seorang akuntan, dan menanyakan pertanyaan yang sama. Si akuntan diam sejenak, berpikir, lalu menjawab "Sekitar 4. Mungkin ada penyusutan sedikit. Tapi, ya sekitar 4."

Si pewawancara lalu memanggil orang terakhir, seorang ekonom, dan masih menanyakan pertanyaan yang sama "2 + 2 sama dengan berapa?" Dengan sigap, si ekonom lalu berdiri, menutup dan mengunci pintu, menutup tirai jendela, lalu kembali duduk sambil mendekatkan diri kepada si pewawancara.

Sambil berbisik si ekonom menjawab "bapak mau hasilnya sama dengan berapa?"


(hint: humor ini mungkin dimaksudkan untuk mengejek ekonom yang pandai dan terbiasa memanipulasi data. Sehingga dengan menggunakan berbagai macam model, asumsi-asumsi, dan teknik analisis, bahkan bisa dibuktikan bahwa 2 + 2 sama dengan 0....)

[+/-] Selengkapnya...

Sabtu, 22 November 2008

Lampu Bohlam yang Putus

apa yang dikatakan seorang ekonom kapitalis ketika diminta tolong untuk mengganti lampu bohlam yang putus?

"Tenang saja, pasti akan ada tangan tak terlihat yang akan memperbaikinya...."
.
.
.

[+/-] Selengkapnya...

Selasa, 11 November 2008

Apakah Pasar Kompetitif itu? Arti dari Kompetisi

Pasar kompetitif (competitive market), terkadang disebut pasar kompetitif sempurna, memiliki dua ciri:
• Terdapat banyak pembeli dan penjual di dalamnya.
• Barang-barang yang diperdagangkan oleh banyak penjual cenderung mirip.

Sebagai hasil dari kondisi-kondisi tersebut, maka suatu tindakan dari seorang pembeli atau penjual di pasar tidak berdampak banyak terhadap harga pasar. Setiap pembeli dan penjual menerima harga pasar sebagaimana adanya.
Sebagai contoh yang paling mudah adalah pasar barang-barang pertanian. Misalkan cabe. Tidak ada pembeli atau penjual yang dapat memengaruhi harga cabe, karena masing-masing pembeli hanya membeli jumlah yang kecil dibandingkan dengan jumlah yang dijual di pasar, sedangkan setiap penjual hanya memiliki kendali yang sangat terbatas atas harga pasar karena banyak penjual lain yang juga menjual cabe. Karena setiap penjual dapat menjual seluruh cabenya pada harga pasar, ia tidak memiliki alasan untuk menjualnya lebih murah, dan jika ia menjual lebih mahal, maka pembelinya akan pindah ke penjual yang lain. Pembeli dan penjual pada pasar kompetitif harus menerima harga yang ditentukan pasar, dan oleh karena itu, disebut penerima harga (price takers).

Sebagai tambahan dari dua kondisi tadi, ada kondisi ketiga yang terkadang juga menjadi ciri pasar kompetitif sempurna:

• Perusahaan dapat dengan bebas masuk ke dalam atau keluar dari pasar tersebut.

Kebanyakan analisis perusahaan kompetitif tidak bergantung pada asumsi yang ketiga ini, karena kondisi ketiga ini bukan syarat perlu bagi perusahaan untuk menjadi penerima harga. Tetapi masuk dan keluarnya suatu perusahan sering kali menjadi kekuatan penting yang membentuk hasil jangka panjang dalam pasar kompetitif.


[+/-] Selengkapnya...

Senin, 10 November 2008

KLIK RUPIAH??

Apa itu KLIK RUPIAH?
Klik Rupiah adalah salah satu program PTC (Paid To Click), yang artinya kita dibayar untuk mengklik iklan yang tersedia di situs Klik Rupiah.

Apakah harus punya blog atau website?
Nggak juga. Syaratnya harus punya rekening bank di BCA atau Mandiri. Bank lain bisa tapi ada biaya tambahan. Blog bisa kita gunakan untuk mempromosikan ke teman-teman, saudara atau orang lain mengenai KLIK RUPIAH dan jika ada yang ikut ke KLIK RUPIAH melalui rekomendasi kita, kita akan mendapatkan tambahan rupiah. Istilah seseorang ikut KLIK RUPIAH atas rekomendasi kita adalah refferal. Sedangkan kita yang merekomendasikan disebut referrer.


Bagaimana cara mendapatkan uangnya?
Daftar dulu menjadi member. Klik link berikut: KLIK RUPIAH dan langsung akan masuk ke situsnya. Lalu daftar dan ikuti prosesnya sampai selesai. Mudah kan? Data penting yang dibutuhkan adalah nama dan nomor rekening bank. Kan nanti dibayarnya langsung ke rekening bank. Bank apa pun bisa, kalau ada sih Mandiri atau BCA. Penghasilan kita di KLIK RUPIAH, baru bisa cair jika sudah mencapai angka minimal Rp 50 ribu.

Klik yang ada tulisan KLIK IKLAN. Klik iklan pertama, tunggu sampai timer/waktu muncul, lalu tunggu 31 detik sampai ada tercantum tulisan DONE dan ada TANDA CENTANG. Baru tutup dan klik iklan kedua.

Bisakah saya mengklik ratusan kali pada hari itu agar mendapatkan uang banyak?
Tidak bisa. Semua PTC sudah diprogram otomatis. Jadi, hanya bisa melakukan klik SATU kali dalam SATU hari. Jika hari ini kita mengklik jam 1, hari berikutnya kita baru bisa mengklik iklan yang sama setelah jam 1 (lewat beberapa menit). Pokoknya hitungannya harus satu hari.

Untuk informasi selengkapnya langsung aja klik disini: KLIK RUPIAH


Gimana? simple banget kan? Tinggal klik dan rupiah pun mengalir. Daftar aja sebagai member melalui link ku di sini : KLIK RUPIAH.

[+/-] Selengkapnya...

Teori Permintaan 3

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pergeseran Kurva Permintaan

Ketika menggunakan pendekatan ekonomi untuk menganalisa permintaan konsumen terhadap suatu barang, maka yang dilakukan adalah menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan barang itu sendiri (Tjahjaprijadi, 2003). Jika pada bagian sebelumnya menjelaskan pengaruh biaya kesempatan suatu barang, maka penjelasan selanjutnya adalah mengenai pengaruh faktor-faktor lain selain harga dari barang itu sendiri yaitu harga barang lain, pendapatan, selera, dan ekspektasi. Jika pada bagian sebelumnya disebutkan bahwa ketika menggambar kurva permintaan, yang dilihat adalah pengaruh bermacam-macam harga suatu barang dengan mengasumsikan faktor-faktor selain harga barang tersebut tetap. Maka jika faktor-faktor selain harga barang itu sendiri yang berubah pada berbagai tingkatan harga, kurva permintaan akan mengalami pergeseran.

>>>Harga Barang Lainnya
Hubungan antara suatu barang dengan jenis barang lainnya bisa dibedakan menjadi dua kelompok: Barang Substitusi atau Barang Pengganti, suatu barang disebut barang substitusi terhadap barang lainnya apabila ia dapat menggantikan fungsi dari barang lain tersebut; Barang Komplementer atau Barang Pelengkap, suatu barang disebut barang komplementer terhadap barang lainnya apabila barang tersebut selalu digunakan bersama-sama dengan barang lainnya. Sebagai tambahan, ada pula istilah barang netral, dimana dua jenis barang yang tidak memiliki kaitan yang kuat maka perubahan atas permintaan barang tersebut tidak akan mempengaruhi barang lainnya.

>>>Pendapatan Konsumen
Perubahan dalam pendapatan akan menimbulkan perubahan terhadap permintaan berbagai jenis barang. Perubahan pendapatan mempengaruhi bagaimana budget-constraint seseorang, menyebabkan orang tersebut harus merubah permintaannya terhadap barang dan jasa (Dillingham, 1992). Berdasarkan ciri-ciri perubahan permintaan yang akan terjadi apabila pendapatan berubah, maka berbagai jenis barang yang ada bisa dikelompokkan menjadi dua, yaitu: Barang Normal, yaitu barang yang akan mengalami kenaikkan permintaan jika pendapatan meningkat; Barang Inferior, yaitu barang yang permintaannya akan naik justru karena pendapatannya berkurang. Atau sebaliknya, jika pendapatan bertambah, maka permintaannya akan turun.

>>>Selera Masyarakat
Selera mempengaruhi konsumsi seseorang dalam hal kerelaan orang tersebut untuk membayar (willingness to pay) barang tertentu (Dillingham, 1992). Semakin banyak orang menyukai barang tertentu (mengecualikan faktor harga) akan meningkatkan jumlah yang diminta dari barang tersebut dan menurunkan jumlah yang diminta dari barang lainnya.

>>>Ekspektasi Di Masa yang Akan Datang
Perubahan-perubahan yang diperkirakan akan terjadi di masa yang akan datang dapat mempengaruhi permintaan saat ini. Perkiraan bahwa harga akan bertambah tinggi dimasa yang akan datang, dapat mendorong jumlah pembelian yang lebih banyak pada saat ini. Demikian juga sebaliknya bila perkiraan harga-harga akan turun, maka hal tersebut akan mendorong penundaan pembeliaan sehingga mengurangi jumlah pembeliaan saat ini. Faktor lain seperti ketidakpastian kondisi ekonomi-sosial-politik di masa depan juga bisa mempengaruhi permintaan saat ini.

[+/-] Selengkapnya...

Teori Permintaan 2

2.2 Kemiringan Negatif dari Kurva Permintaan

Antara konsumsi barang dengan harganya memiliki arah hubungan yang pasti, sehingga dalam buku-buku ajaran teori ekonomi, dinyatakan sebagai suatu hukum, yaitu hukum permintaan (the law of demand): Jumlah barang yang dikonsumsi berhubungan negatif dengan harga dari barang tersebut, dengan menganggap faktor-faktor lain yang mempengaruhi kerelaan konsumen untuk membayar (willingness to pay) adalah tetap.

Hubungan negatif ini muncul karena seseorang yang mengkonsumsi suatu barang akan mengalami yang namanya declining marginal benefit atau penurunan keuntungan marjinal (Dillingham, 1992). Keuntungan marjinal bisa diartikan sebagai tambahan kepuasan yang didapat seseorang dari suatu barang ketika orang tersebut menambah jumlah barang yang dikonsumsi sebanyak satu satuan. Semakin banyak barang yang dikonsumsi, semakin turun tambahan kepuasan yang didapat. Karena kepuasan dari konsumsi barang berikutnya lebih rendah, maka harga dari barang diturunkan untuk mendorong orang tersebut agar tetap membeli. Oleh karenanya, hubungan antara jumlah barang yang diminta dengan harga dari barang tersebut adalah negatif. Dari penjelasan di atas juga bisa diketahui bahwa permintaan seseorang terhadap suatu barang adalah sama dengan keuntungan marjinal orang tersebut terhadap barang yang sama. Dan jika digambar, maka bentuk dari kurva permintaan adalah garis dengan kemiringan negatif.

Didalam menganalisis permintaan suatu barang, perlu dibedakan antara istilah “permintaan” dan “jumlah barang yang diminta” (Tjahjaprijadi, 2003). Permintaan menggambarkan keseluruhan hubungan antara harga dengan jumlah barang yang diminta, sedangkan jumlah barang yang diminta adalah banyaknya jumlah barang pada satu tingkat harga tertentu.

[+/-] Selengkapnya...

Sabtu, 08 November 2008

Teori Permintaan

2.1 Permasalahan Anggaran Terbatas

Setiap orang memiliki keinginan untuk memenuhi kepuasannya dengan cara membeli barang dan jasa. Tetapi keinginan untuk membeli harus disesuaikan dengan pendapatan yang dimilikinya. Dengan jumlah pendapatan tertentu, setiap orang memiliki anggaran yang terbatas untuk konsumsi. Anggaran yang terbatas itu akan menyebabkan seseorang harus menentukan pilihan, barang atau jasa mana yang akan dibeli. Dengan memilih untuk membeli satu barang atau jasa berarti harus merelakan untuk tidak membeli barang atau jasa lainnya. Dengan hambatan seperti itu, konsumen akan berusaha memilih untuk membeli barang dan jasa yang bisa memaksimalkan kepuasan mereka.

Bagaimana konsumen memilih satu barang dan bukannya barang lainnya, selain dari manfaatnya, juga dari biaya kesempatan (opportunity cost) masing-masing barang dan jasa. Biaya kesempatan adalah keuntungan yang hilang karena seseorang tidak memilih pilihan terbaik kedua. Atau, Pyndick mengartikan biaya kesempatan sebagai “… opportunities that are forgone when a firm’s resources are not put to their highest-value use.” Misalkan seseorang dengan uang yang dimilikinya memiliki dua pilihan, apakah membeli langsung apel di pasar (pilihan 1) atau membeli bibit pohon apel dan alat-alat kebutuhan berkebun (pilihan 2). Jika memilih membeli langsung di pasar, maka biaya kesempatannya adalah keuntungan dari hasil panen berkebun apel. Konsumen tidak bisa dengan mudah membeli barang atau jasa yang menurutnya paling memuaskan, karena berbeda jenis barang berbeda pula biaya kesempatannya (Dillingham, 1992)


[+/-] Selengkapnya...