Tidak ada negara yang mengadopsi kebijakan kontrol populasi yang lebih ketat ketimbang Cina komunis. Meskipun pemikiran Malthus bertentangan dengan doktrin Marxis, tetapi permasalahan jumlah penduduk Cina yang selalu bertambah setiap tahunnya sampai tahun 1970-an menyebabkan pemerintahan komunis China melakukan dua perubahan dalam upaya menyeimbangkan sumber daya dan pertambahan jumlah penduduk Cina. Mereka membebaskan perekonomian dan menerapkan aturan satu anak.
Ekonomi baru yang bebas berhasil menstimulasi pertumbuhan ekonomi, dan kebijakan satu anak berhasil mengurangi pertambahan penduduk. Dewasa ini penduduk Cina lebih dari satu miliar, tetapi pertambahan penduduknya menurun menjadi satu persen per tahun. Meskipun demikian, Cina harus membayar mahal atas campur tangannya dalam kehidupan pribadi warga negaranya.
- Tingkat aborsi meroket di Cina, terutama untuk janin perempuan (penduduk Cina lebih suka punya anak laki.
- Cina menghadapi persoalan penuaan yang serius, karena semakin banyak penduduk usia lanjut dan relatif sedikitnya usia muda yang bekerja untuk menopang mereka.
- Cina mengalami kesenjangan jumlah antara pria dan wanita. Pria Cina lebih sulit mencari pasangan dan banyak yang mengambil perempuan atau budak dari negeri lain.
- Keluarga Cina tradisional yang besar pelan-pelan mulai terpecah-peceh.
Di bawah ini adalah makna dari kebijakan satu anak bagi penduduk Cina:
Tidak ada saudara pria
Tidak ada saudara wanita
Tidak ada sepupu
Tidak ada keponakan
Tidak ada paman
Tidak ada bibi
Tidakada kemenakan
Serta empat kakek-nenek dan dua orang tua mengasuh satu anak!!
1 komentar:
alooowww...saya sangat tertari akan kebijakan satu anak oleh pemerintah china...
yang saya mau tanyakan:
1. di mana saya bisa menemukan UU tertulis yang menuliskan isi dari kebijakan satu anak tersebut??
2. saya minta tolong, di mana saya bisa melacak tingkat aborsi di china akhir-akhir ini?
terimakasih...harap di balas ke e-mail saya aja....
Posting Komentar